Barifola adalah tradisi gotong-royong masyarakat Tidore dalam hal membangun rumah warga yang tidak mampu.
Kota ini juga terkenal dengan budaya dan tradisinya yang unik, serta keindahan alamnya yang memukau.
specifically under Sultan Saifuddin (r. 1657–1687), the Tidore courtroom was qualified at using Dutch payment for spices for items to fortify common ties with Tidore's standard peripheral territories. Because of this, he was widely respected by lots of local populations, and experienced very little must contact on foreign military assistance for governing the kingdom, as opposed to Ternate which often relied on Dutch armed service assistance.[7]
Kalau Anda menyukai pantai, jangan lupa datang ke Pantai Cobo yang sangat indah yang dikelilingi oleh pohon-pohon hijau yang lebat dan rindang sehingga membuat suasana di sekitarnya sejuk.
Museum Tidore merupakan tempat wisata budaya yang menyimpan koleksi berbagai benda bersejarah Tidore Kepulauan. Museum ini memiliki koleksi berbagai macam artefak, seperti keramik, senjata, dan pakaian adat. Museum Tidore terletak di pusat kota Tidore dan dapat dikunjungi oleh wisatawan.
Because the Spanish and Portuguese realms have been administered independently underneath the Habsburg kings, the Portuguese ended up nonetheless capable to hold on for the subsequent 24 years and held various forts on the island. There was also a minimal existence of Catholic missionaries in Tidore, who managed to transform a handful of members on the elite.[22] although there was Considerably mutual distrust among the Tidorese and also the Spaniards and Portuguese, for Tidore the Spanish existence assisted resist incursions by their Ternatan enemy. Nonetheless, it shed important territories in Halmahera by the top in the sixteenth century, which had supplied Tidore Island with sago, an important stock of food.[23]
Tidak hanya itu saja, wilayah yang satu ini juga masih banyak ditinggali oleh satwa liar. Sehingga kalian pun bisa mendengarkan banyak burung yang berkicau merdu disana. Tentu bisa semakin menambah suasana alami yang cocok banget digunakan untuk santai dan refreshing.
Meski demikian, pengaruh mereka akhirnya mampu dipahami oleh kedua kerajaan sehingga mampu mengusir bangsa Portugis dan Spanyol yang ingin memonopoli perdagangan. Kemudian, datang bangsa Belanda pada 1605 dan monopoli Belanda bahkan lebih kejam dibandingkan dengan Spanyol dan Portugis.
Transportasi yang ada di kota ini adalah mikrolet, becak motor, ojek . Untuk ke kota ini, bisa di tempuh dari kota Ternate dengan feri dengan waktu tempuh thirty menit dan speedboat yang waktu tempuhnya tak sampai ten menit dari Ternate.
Akan tetapi, justru sekarang pulau tersebut bertransformasi menjadi destinasi wisata yang begitu menarik. Keindahan alam dan panoramanya yang begitu eksotis mampu menjadi daya tarik terbaik bagi para turis lokal maupun mancanegara.
Kafe Arum Manis terletak di tepi pantai Kota Tidore Kepulauan. Kafe ini menawarkan pemandangan laut yang indah sambil menikmati berbagai macam hidangan dan minuman ringan. Suasana kafe yang santai dan nyaman membuat pengunjung betah berlama-lama di sini.
Foto bubur sagu, kuliner khas Tidore Kepulauan yang terbuat dari sagu yang dimasak dengan santan dan diberi gula merah. Foto es pala, kuliner khas Tidore Kepulauan yang terbuat dari buah pala yang dibekukan dan diberi gula merah. Penutupan
Keunikan lain dari pantai ini adalah sebuah kolam air panas yang berada di dekat lokasi tersebut. Meskipun berada dekat dengan laut, namun sumber mata air kolam panas tersebut tidak terasa asin dan masih tawar. Kalian bisa singgah untuk berendam sambil menikmati pemandangan sekitarnya yang begitu rindang.
Berjarak kurang lebih 19 kilometer dari pusat kota Tidore, pantai ini bisa jadi alternatif tujuan wisata yang menarik.
A relatively Professional-VOC sultan, Saifuddin, arrived to your throne in 1657 by pushing one other royal lineage apart. He agreed Along with the Dutch to eradicate all clove trees in his realm, in keeping with the VOC monopoly coverage within the spice trade. In return he acquired a annually compensation.[26] The Spanish inside the Philippines, who needed all available resources for their defense versus Kota Tidore the Sino-Japanese pirate lord Koxinga, decided to withdraw from Tidore in 1662. This was effectuated in 1663–1666.[27] With the Spaniards long gone, a completely new deal in 1667 spelled out the relations between the VOC and Tidore.